← Kembali ke Sorotan Kota

Kota Surakarta, Jawa Tengah

Kota Surakarta (Solo) memiliki potensi strategis untuk menjadi kota inklusif, tangguh, dan berkelanjutan. Pembangunan kota berfokus pada kolaborasi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk mewujudkan identitas kota sebagai pusat budaya dan pariwisata.

Identifikasi Kebutuhan Berdasarkan Konsep 5C

Rencana pembangunan Kota Surakarta diidentifikasi berdasarkan lima konsep utama:

• Kota Terhubung (Connected City): Beberapa kelurahan memiliki konektivitas sedang, sementara 11 kelurahan lainnya memiliki konektivitas yang rendah. Peluangnya adalah pembangunan BRT Koridor Solo dan potensi penerapan e-mobility.
• Kota Kompak (Compact City): Dari 54 kelurahan, hanya 2 kelurahan yang dinilai "Kompak Seimbang". Tantangannya adalah urban sprawl dan keterbatasan lahan untuk pembangunan vertikal.
• Kota Tangguh (Resilient City): Kota ini menghadapi tantangan seperti genangan air saat hujan. Peluang untuk perbaikan adalah pengembangan sistem drainase dan implementasi strategi adaptasi iklim berbasis alam.
• Kota Inklusif (Inclusive City): Sebagian besar kelurahan memiliki kerentanan sosial yang rendah, namun masih ada tantangan terkait ketimpangan layanan dasar dan akses terbatas bagi kelompok rentan.
• Kota Dinamis (Vibrant City): Mayoritas kelurahan berada pada tingkat "Vibrant Sedang" atau "Rendah". Rekomendasinya adalah revitalisasi ruang publik dan fasilitas sosial, serta aktivasi zona ekonomi komunitas.